Sudirman lahir pada tanggal 24 Januari 1915 di dukuh Rembang kecamatan bodaskarangjati Purbalingga Jawa tengah ayahnya kardus kartawiraji dan ibunya siap berasal dari rakyat biasa ia mempunyai seorang adik laki-laki Muhammad Salman yang lahir pada tahun 1918 Sudirman sudah diambil anak oleh cokrosunaryo asisten wedana atau camat bodaskarangjati setamat mulo Sudirman menjadi guru his Muhammadiyah di Cilacap kemudian diangkat menjadi kepala sekolah SD Muhammadiyah itu tahun 1936 nikah dengan Alfiah Putri seorang pedagang yang cukup berhasil dari perkawinan ini dikaruniai 7 orang anak dalam kedudukannya sebagai guru dan anggota Muhammadiyah perhatiannya terhadap masalah-masalah sosial mulai tumbuh dan mengalami perkembangan selama masa pendudukan Jepang dengan beberapa temannya ia mendirikan koperasi yang langsung diketuai nya sendiri perhatiannya terhadap masalah-masalah sosial itu menyebabkan ia diangkat menjadi anggota sangkai semacam dewan perwakilan rakyat Banyumas tugasnya kemudian bertambah lagi dengan pengangkatannya sebagai anggota Jawa hokokai untuk karesidenan yang sama dalam bulan Oktober 1943 pemerintah pendudukan Jepang menghubungkan pembentukan tentara pembela tanah air atau peta tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah menggumumkan pembentukan tentara keamanan rakyat atau TKR Sudirman dipilih menjadi komandan resimen kepala staf umum TKR letnan jendral Urip Sumoharjo kemudian mengangkatnya menjadi komandan divisi 5 Banyumas dengan pangkat kolonel saat agresi militer 2 Belanda ibukota dipindahkan ke Yogyakarta karena Jakarta sudah diduduki oleh tentara Belanda dalam perlawanan tersebut Sudirman dan keadaan sangat lemah karena penyakit tuberkolosis yang dideritanya sejak lama ia terjun ke medan perang bersama pasukannya dalam keadaan ke tandu memimpin perlawanan terhadap pasukan Belanda secara gerilya di Magelang kesehatannya tetap tidak berangsur membaik 1830 tanggal 29 Januari 19 50 jendral Sudirman panglima besar angkatan perang RI meninggal dunia dalam usia yang masih muda 34 tahun dan dimakamkan esok harinya di taman makam pahlawan Kusumanegara Yogyakarta di samping makam Urip Sumoharjo tokoh yang tidak sama dengannya dalam membangun angkatan perang RI pemerintah republik Indonesia menghargai jasa-jasa dan perjuangan Soedirman berdasarkan surat keputusan presiden republik Indonesia nomor 314 tahun 1964 tanggal 10 November 1964 ia dianugerahi gelar pahlawan nasional